Tuesday, February 1, 2022

Menelusuri Teladan Tuhan Yesus - Pengajaran Yesus (1)

Sistem Pembelajaran oleh Tuhan Yesus

https://clarkfineart.com/wp-content/uploads/2018/12/28343_Rembrandt_b67_Christ-Preaching-La-Petite-Tombe.jpg

Sebagai seorang Kristen yang percaya dalam kuasa dan kedaulatan Allah Tritunggal, saya sungguh bersyukur karena Allah Bapa sang pencipta dan pemelihara hidup telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Serta melalui pekerjaan Roh Kudus membimbing saya untuk mengenal Dia dan percaya dalam iman. Menurut saya ini sebuah kerangka teologi iman Kristen yang sangat indah. 

Menjadi lebih indah lagi karena berdasar iman Kristen pula saya belajar bahwa Allah menyatakan diri-Nya melalui Kitab Suci, yang terbentuk dalam sejarah penulisan, rekonstruksi, penerjemahan dan penafsiran dalam kurun waktu yang sangat panjang dan tidak mudah; yang isinya berpusat pada karya Allah serta penyataan diri-Nya dalam Anak-Nya, Yessus Kristus. Cerita tentang Tuhan Yesus dalam Kitab Suci menjadi bukti nyata kehadiran Allah bagi manusia, juga menjadi teladan, panutan, bahkan sebagai "wajah" yang seharusnya menjadi refleksi dari cerminan setiap orang percaya. Tentu saja mencapai kesempurnaan seperti Yesus adalah hal yang mustahil, tetapi pemikiran itu haruslah melandasi setiap kehidupan kita.

Kali ini saya ingin membuat sebuah tulisan dalam seri Menelusuri Teladan Tuhan Yesus yang akan membahas tentang teladan Tuhan Yesus yang bisa kita petik semasa hidup-Nya. Pada bagian ini, mari kita lihat sosok Yesus yang juga kita kenal sebagai Guru Agung. Injil Yohanes mencatat beberapa kali Yesus dipanggil sebagai Rabi, yang dalam bahasa Ibrani berarti guru (dengan penekanan pada pengajar yang cakap, dihormati, dan berotoritas dalam pengajaran hukum); karena memang salah satu yang dilakukan Yesus semasa hidup-Nya adalah mengajar. Namun, mengapa sebagai guru agung? Tentu saja karena pengajaran Yesus adalah pengajaran yang agung dan mulia, semuanya adalah Firman Allah itu sendiri.

Untuk bagian pertama ini, mari kita lihat dari bingkai yang lebih luas, yaitu pengajaran Yesus dalam sistem pembelajaran yang diterapkan-Nya, karena Tuhan Yesus memang membuat sebuah sistem yang terlihat jelas ketika Dia memilih sendiri ke-12 murid yang pada akhirnya menjadi utusan pertama dalam visi-Nya ketika hadir di dunia. Bila kita mempelajari bagaimana pendekatan yang Tuhan Yesus terapkan; dapat kita lihat bahwa pendekatan Yesus berpusat pada isi (materi) dari pengajaran-Nya tersebut sebagai penggenapan dari hukum Taurat, sebagaimana yang dipelajari oleh orang Yahudi saat itu (Mat. 5:17). Strategi pembelajaran yang Yesus terapkan juga memang lebih banyak berpusat dari diri-Nya, walaupun dibeberapa kesempatan juga Yesus mengajar berdasarkan diskusi dari lawan bicaranya, baik dari ahli-ahli Taurat dan orang Farisi (Mat. 12:1-15; Luk. 6:1-11)  atau juga dari orang Saduki (Mrk. 12:18-27), maupun dari murid-Nya sendiri (Mat. 18) atau juga dari orang-orang secara "random", baik secara individu maupun dalam kelompok.

Metode yang Tuhan Yesus gunakan dalam pengajaran-Nya juga bisa kita temukan dalam Injil, yang memang kebanyakan dalam bentuk ceramah dan khotbah. Namun, jika kita melihat lebih teliti, kita mendapati bahwa Yesus seringkali menjadikan diri-Nya sebagai contoh dan teladan hidup. Beberapa contoh nyata teladan dalam pengajaran Yesus misalnya: Yesus menunjukkan belas kasih. Injil mencatat bagaimana Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya pada orang lain, bahkan kerumunan banyak yang mengikuti Dia. Kita bisa melihat dari Injil Matius 9:35-38 bagaimana Yesus menyembuhkan banyak orang karena tergerak oleh belas kasihan. Kisah Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang juga merupakan inisiatif-Nya karena tergerak oleh belas kasihan terhadap orang banyak (Mrk. 6:34). Kemudian ketika Tuhan Yesus meluruskan hal yang salah dengan kesungguhan hati dan sikap yang tegas. Hal ini dapat kita lihat ketika Yesus menyucikan Bait Allah dalam Injil Yohanes 2:13-25; di mana banyak orang menjadikan Bait Suci sebagai tempat jual-beli dan penukaran uan sehingga menjadi seperti pasar. Tentu saja hal ini sangat salah dan merendahkan rumah Allah, tetapi kebanyakan orang lain hanya diam meliihat ini, bahkan di ceritakan di sana bahwa ada pula ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, tapi mereka tidak berbuat apa-apa. Hingga hanya Yesus yang berani untuk membubarkan kerumunan itu. 

https://clarkfineart.com/wp-content/uploads/2021/09/29247_Rembrandt_B69ii_Christ-Driving-the-Money-Changers-from-the-Temple.jpg

Teknik yang Tuhan Yesus gunakan dalam pengajaran-Nya juga bisa kita lihat sebagaimana Tuhan Yesus memberi pengertian dalam perumpamaan-perumpamaan dengan narasi. Yesus juga menggunakan simbol dan kejadian tertentu seperti menjelaskan antara hubungan tuan dan hamba yang sangat dipahami dalam konteks orang-orang saat itu; kemudian ada suatu moment di mana Yesus membasuh kaki murid-murid untuk mengajar mereka tentang kerendahan hati. Cara-cara ini Yesus terapkan agar mudah dipahami dalam konteks pendengar-Nya saat itu. 

Beberapa hal di atas ini merupakan contoh singkat dari sistem pembelajaran yang diterapkan oleh Yesus, yang tentu saja masih bisa terus digali dengan meneliti dan menelusuri Kitab Suci. Bagian selanjutnya nanti mari kita lihat lebih spesifik lagi tentang pengajaran Yesus. 

No comments:

Post a Comment

Mencari Makna Diri

Makna dalam Identitas Siapa kamu? Dari mana asalmu?  Apa saja kemampuanmu?  Kenapa kamu melakukan ini dan itu?  Sejak kapan kamu melakukan h...