Apakah Yunus seorang misionaris? |
Kitab Yunus adalah salah satu bagian dari kitab nabi dalam Alkitab. Menjadi kitab yang unik karena alih-alih menceritakan kisah bangsa Israel, atau apa yang menjadi pesan Tuhan, kitab ini justru menceritakan perjalanan Yunus – apa yang menjadi pikiran dan tindakannya. Kisah Yunus juga begitu lekat dalam benak setiap orang Kristen, karena saya menduga bahwa sedari kita kecil sudah sering sekali mendengarnya, baik dalam cerita di sekolah minggu, maupun dalam lagu-lagu rohani sekolah minggu. Namun, isi yang diangkat biasanya adalah cerita bagaimana kuasa Tuhan untuk mengutus Yunus, memberi pelajaran bagi Yunus ketika dia berusaha untuk lari dari Tuhan, dan pada akhirnya bagaimana orang Niniwe bertobat karena takut pada Allah, bukan cerita tentang tindakan Yunus seperti yang menjadi dasar pertanyaan dalam tulisan ini.
Sedangkan di
sisi lain, kitab Yunus juga sering kali digunakan sebagai percontohan dalam
menunjukkan kasih Allah. Terlebih jika kita mengetahui bagaimana konteks
kehidupan orang kuno yang percaya pada banyak tuhan/dewa, dan hanya bangsa
Israel – yang adalah bangsa pilihan Allah – saja yang menyembah satu Tuhan.
Namun, Allah menunjukkan belas kasih-Nya terhadap bangsa lain yang bukanlah
bangsa pilihan-Nya. Meskipun kita tahu, inilah alasan mengapa Yunus tidak mau
memberitakan pesan dari Allah – karena Yunus tahu Allah akan berbelas kasih
pada Niniwe jika mereka berbalik percaya pada Allah. Namun, “tuntutan” Yunus
adalah mengapa bukan orang Israel yang diselamatkan terlebih dulu, melainkan
Niniwe, yang masih bagian dalam Asyur, yang juga adalah musuh mereka.
Yunus sangat
tahu isi hati Tuhan, betapa Allah yang penuh dengan amarah dan murka punya
kedaulatan untuk menghancurkan siapa pun yang menjadi “musuh-Nya”; di sisi lain
Allah juga berlimpah dengan kasih, dan mau menerima siapa pun juga yang mau
percaya dan menyembah Dia. Namun, keegoisan hati Yunus membuat dia terperangkap
dalam kemarahannya.
Mengenal Allah,
memahami isi hati Tuhan dan melakukan kehendak-Nya, itulah yang seharusnya kita
kejar. Yunus mengenal Allah, dan telah melakukan apa yang menjadi kehendak Allah,
tapi Yunus tidak memahami isi hati Tuhan, tidak bisa melihat keindahan rencana
Tuhan sehingga dia tidak mampu bertindak seperti Tuhan. Misionaris kurang visi.
No comments:
Post a Comment